Kuingat saja semua hal indah yang ada untukku tersenyum..
Dan kuingat saja semua hal yang buruk bagiku..
Untukku menjadi kuat dalam hidup ini..

Senin, 19 Agustus 2013

- KAMU -



Sinar matanya kali ini kulihat redup.  Hampir sama dengan pertama kali aku menatap dalam matanya. Bayang-bayang itu selalu menariknya kembali ke masa lalu. Tentang keluarganya, cintanya dan cita-citanya. Aku sosok yang tak menjadi satu-satunya yang memperhatikanmu. Aku hanya seorang, dari banyaknya manusia yang ingin melihat senyummu, seorang dari sekian banyak yang berharap sapaan lembut suaramu , mereaksikan jutaan sel dalam tubuhku.  Entah apa lagi yang memudarkan cahaya itu, entah seberapa banyak pengorbanan dan seberapa keras perjuanganmu untuk mempertahankan sinar itu . Hatimu yang hangat, perlahan dihembuskan angin dingin dan lembab. Membuat matamu seolah sembab. 

Adakah yang tak kau ceritakan padaku?

Kau sembunyikan lagi?

Enggan kau ceritakan?

Oke, baiklah.. aku mempercayai kemampuanmu untuk ini.

Kekecewaan yang kini kamu alami, takkan menenggelamkanmu untuk waktu yang lama. Karena kamu selalu tau, kamu  adalah harapan bagi ‘wanita paruh baya’ yang selalu mengkhawatirkan keadaan dan menyebut namamu dalam do’anya. Yang selalu menjadi alasanmu untuk pulang kerumah. 

Ya, itu Ibumu. Wanita yang paling kamu cintai. Percayalah, kamu sudah cukup mampu membuatnya tersenyum bangga melihatmu. Walau jika sampai  hari ini, tangis itu masih tetap ada. Itu bukan salahmu, semua terjadi karena beberapa alasan, diantaranya Menguatkanmu! .

Adakalanya kita jenuh dengan rutinitas yang kita jalani.  Masalah yang hadir setiap hari, seolah enggan beranjak pergi. Datang silih berganti dan tanpa permisi, bahkan ketika udara sekitar membuat sesak. Diam adalah bahasa yang kamu ciptakan sendiri. Sikapmu yang dingin dan acuh. Aku tau persis, saat itu kamu sedang bertahan dalam jutaan rasa yang tak mampu kamu ucapkan satu-persatu. Hingga akhirnya membuatmu membisu sejenak. Belum lagi tentang mimpi – mimpimu yang mengepul di udara, kadang ada membayangi, bahkan terkadang hilang seperti asap tertiup angin. Mimpi itu, selalu tersimpan dalam hati.

Sebentuk hati yang Tuhan sematkan di dadamu, selalu membuatku percaya, bahwa kamu kuat dan kamu selalu mampu untuk tegar dan bangkit kembali. Tak perlu lagi bersembunyi, katakanlah jika kamu lelah, dan ingin sekedar menghirup udara kebebasan. Sekedar bersandar pada seseorang yang kamu percayai. Bercerita, apapun yang mungkin tidaklah berarti. Tapi ketahuilah, saat seperti itu bisa menjadi sangat berarti disaat semuanya telah jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar