Sinar matanya kali ini kulihat
redup. Hampir sama dengan pertama kali
aku menatap dalam matanya. Bayang-bayang itu selalu menariknya kembali ke masa
lalu. Tentang keluarganya, cintanya dan cita-citanya. Aku sosok yang tak
menjadi satu-satunya yang memperhatikanmu. Aku hanya seorang, dari banyaknya
manusia yang ingin melihat senyummu, seorang dari sekian banyak yang berharap
sapaan lembut suaramu , mereaksikan jutaan sel dalam tubuhku. Entah apa lagi yang memudarkan cahaya itu,
entah seberapa banyak pengorbanan dan seberapa keras perjuanganmu untuk
mempertahankan sinar itu . Hatimu yang hangat, perlahan dihembuskan angin
dingin dan lembab. Membuat matamu seolah sembab.
Adakah yang tak kau ceritakan
padaku?
Kau sembunyikan lagi?
Enggan kau ceritakan?
Oke, baiklah.. aku mempercayai
kemampuanmu untuk ini.
Kekecewaan yang kini kamu alami,
takkan menenggelamkanmu untuk waktu yang lama. Karena kamu selalu tau, kamu adalah harapan bagi ‘wanita paruh baya’ yang
selalu mengkhawatirkan keadaan dan menyebut namamu dalam do’anya. Yang selalu
menjadi alasanmu untuk pulang kerumah.
Ya, itu Ibumu. Wanita yang paling
kamu cintai. Percayalah, kamu sudah cukup mampu membuatnya tersenyum bangga
melihatmu. Walau jika sampai hari ini,
tangis itu masih tetap ada. Itu bukan salahmu, semua terjadi karena beberapa
alasan, diantaranya Menguatkanmu! .
Adakalanya kita jenuh dengan
rutinitas yang kita jalani. Masalah yang
hadir setiap hari, seolah enggan beranjak pergi. Datang silih berganti dan
tanpa permisi, bahkan ketika udara sekitar membuat sesak. Diam adalah bahasa
yang kamu ciptakan sendiri. Sikapmu yang dingin dan acuh. Aku tau persis, saat
itu kamu sedang bertahan dalam jutaan rasa yang tak mampu kamu ucapkan
satu-persatu. Hingga akhirnya membuatmu membisu sejenak. Belum lagi tentang
mimpi – mimpimu yang mengepul di udara, kadang ada membayangi, bahkan terkadang
hilang seperti asap tertiup angin. Mimpi itu, selalu tersimpan dalam hati.
Sebentuk hati yang Tuhan sematkan
di dadamu, selalu membuatku percaya, bahwa kamu kuat dan kamu selalu mampu
untuk tegar dan bangkit kembali. Tak perlu lagi bersembunyi, katakanlah jika
kamu lelah, dan ingin sekedar menghirup udara kebebasan. Sekedar bersandar pada
seseorang yang kamu percayai. Bercerita, apapun yang mungkin tidaklah berarti.
Tapi ketahuilah, saat seperti itu bisa menjadi sangat berarti disaat semuanya
telah jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar