Dear diary ..
ngga enak ya jadi aku. Harus selalu ikutin kemauan mereka. Dan hari ini pertengkaran itu terjadi lagi, semakin meruncing dan memanas. Sayatan kata-kata yang keluar dari mulutnya menggoreskan kembali luka lama yang masih membekas. Luka itu selalu terasa perih jika ku ingat lagi dan mereka selalu mengucapkannya. Ingin ku bungkam mulut mereka, tapi tanganku tak sanggup menggapainya. mereka terlalu tinggi.
' aku nyaman seperti ini. Aku gak bisa pergi. Maaf ..'
' Selalu menghindar !! dan sukanya kumpul sama orang-orang gajelas begitu! MAU JADI APA??
Perih sekali mendengarnya, kutarik nafas dalam, ku buang perlahan. Semakin sakit disaat bersamaan aku harus tetap terlihat tegar didepan mereka, ku tahan air mataku semampunya. Takkan kubiarkan satu pun menetes dihadapan mereka. Monster yang kupanggil 'kaka' . Setelah cukup lama dipandangi dengan tatapan sinis, aku berkata pelan.
' sejak dulu aku hidup seperti ini, seadanya dan bahkan kekurangan. Sekalipun kita sedarah, tapi kalian ngga pernah tau kan proses aku berjuang hidup sampe sebesar ini, dan ada disini? Tolong hargai itu, Aku gak minta perlakuan adil sejak kecil. Karena aku tau posisiku, keadaan kita. Jika kalian memang peduli, kenapa ngga dari kecil aja? waktu aku tidur diatas tumpukan kardus, diwaktu aku teriak minta makan, diwaktu aku ngga ngerti apa itu kaya? apa itu miskin? . '
' Tapi sampe kapan kamu mau kayak gini? Miskin? ngga cape apa hidup begitu'
' Sebelumnya aku mau bilang, aku bangga banget punya kakak-kakak se sukses kalian. Dan terima kasih untuk bantuannya selama ini. Tapi tolong biarin aku hidup tenang, aku seperti ini memang ga ada apa-apanya dibanding kalian. Tapi aku masih berjuang dan akan terus berjuang untuk hidup cukup.'
Semuanya menatap tajam kearahku, sesekali aku tarik nafas dalam. kutatap wajahnya satu persatu. Sesungguhnya jauh dihati kecilku, aku sangat menyayangi mereka semua. Tanpa terkecuali. Semua keadaan ini terjadi karena kesalah pahaman dimasa lalu. Aku menginginkan yang terbaik untuk semuanya. Tapi aku jenuh, aku tak tahan karena bersama mereka aku selalu salah. Aku lelah dan berkata
' Aku nyaman dengan aku sekarang. Dikota ini, dikeluarga tempatku tinggal sekarang, aku dapat semua yang ngga pernah aku dapet sejak kecil. Ada teman yang mengerti, keluarga dan terpenting mereka menerima aku apa adanya. Aku ga perlu, kemana-mana naik mobil mewah, dihomati orang, dihargai orang dan punya jabatan tinggi. Karena itu bukan satu-satunya hal yang bikin kita dihormati. Kita punya pilihan untuk nentuin sikap kita. Toh selama ini, mereka baik sama aku meskipun aku bukan anak orang kaya! '
' susah ya ngomong sama kamu!!! pemikirannya udik ! susah dirubah, kaya ibunya ! '
Demi apapun, untuk hari ini aku mohon. Akhiri semua penghinaan ini dan cukup menyalahkan Ibuku!. Apalagi kata yang harus aku ucap selain ' Maaf ' dan ' Terima Kasih ' .
Lelehan airmata itu, memaksa untuk meluncur bebas dipipiku. Dayaku hanya mampu menghapusnya dengan sela-sela jariku.
" Jauh didasar jiwaku, aku menyayangi kalian.
Mungkin ini belum waktunya aku membalas kebaikan itu.
Semoga waktu memberikan aku kesempatan untuk jadi kebanggaan "
ngga enak ya jadi aku. Harus selalu ikutin kemauan mereka. Dan hari ini pertengkaran itu terjadi lagi, semakin meruncing dan memanas. Sayatan kata-kata yang keluar dari mulutnya menggoreskan kembali luka lama yang masih membekas. Luka itu selalu terasa perih jika ku ingat lagi dan mereka selalu mengucapkannya. Ingin ku bungkam mulut mereka, tapi tanganku tak sanggup menggapainya. mereka terlalu tinggi.
' aku nyaman seperti ini. Aku gak bisa pergi. Maaf ..'
' Selalu menghindar !! dan sukanya kumpul sama orang-orang gajelas begitu! MAU JADI APA??
Perih sekali mendengarnya, kutarik nafas dalam, ku buang perlahan. Semakin sakit disaat bersamaan aku harus tetap terlihat tegar didepan mereka, ku tahan air mataku semampunya. Takkan kubiarkan satu pun menetes dihadapan mereka. Monster yang kupanggil 'kaka' . Setelah cukup lama dipandangi dengan tatapan sinis, aku berkata pelan.
' sejak dulu aku hidup seperti ini, seadanya dan bahkan kekurangan. Sekalipun kita sedarah, tapi kalian ngga pernah tau kan proses aku berjuang hidup sampe sebesar ini, dan ada disini? Tolong hargai itu, Aku gak minta perlakuan adil sejak kecil. Karena aku tau posisiku, keadaan kita. Jika kalian memang peduli, kenapa ngga dari kecil aja? waktu aku tidur diatas tumpukan kardus, diwaktu aku teriak minta makan, diwaktu aku ngga ngerti apa itu kaya? apa itu miskin? . '
' Tapi sampe kapan kamu mau kayak gini? Miskin? ngga cape apa hidup begitu'
' Sebelumnya aku mau bilang, aku bangga banget punya kakak-kakak se sukses kalian. Dan terima kasih untuk bantuannya selama ini. Tapi tolong biarin aku hidup tenang, aku seperti ini memang ga ada apa-apanya dibanding kalian. Tapi aku masih berjuang dan akan terus berjuang untuk hidup cukup.'
Semuanya menatap tajam kearahku, sesekali aku tarik nafas dalam. kutatap wajahnya satu persatu. Sesungguhnya jauh dihati kecilku, aku sangat menyayangi mereka semua. Tanpa terkecuali. Semua keadaan ini terjadi karena kesalah pahaman dimasa lalu. Aku menginginkan yang terbaik untuk semuanya. Tapi aku jenuh, aku tak tahan karena bersama mereka aku selalu salah. Aku lelah dan berkata
' Aku nyaman dengan aku sekarang. Dikota ini, dikeluarga tempatku tinggal sekarang, aku dapat semua yang ngga pernah aku dapet sejak kecil. Ada teman yang mengerti, keluarga dan terpenting mereka menerima aku apa adanya. Aku ga perlu, kemana-mana naik mobil mewah, dihomati orang, dihargai orang dan punya jabatan tinggi. Karena itu bukan satu-satunya hal yang bikin kita dihormati. Kita punya pilihan untuk nentuin sikap kita. Toh selama ini, mereka baik sama aku meskipun aku bukan anak orang kaya! '
' susah ya ngomong sama kamu!!! pemikirannya udik ! susah dirubah, kaya ibunya ! '
Demi apapun, untuk hari ini aku mohon. Akhiri semua penghinaan ini dan cukup menyalahkan Ibuku!. Apalagi kata yang harus aku ucap selain ' Maaf ' dan ' Terima Kasih ' .
Lelehan airmata itu, memaksa untuk meluncur bebas dipipiku. Dayaku hanya mampu menghapusnya dengan sela-sela jariku.
" Jauh didasar jiwaku, aku menyayangi kalian.
Mungkin ini belum waktunya aku membalas kebaikan itu.
Semoga waktu memberikan aku kesempatan untuk jadi kebanggaan "
- 14 Agustus 2013 -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar