Kuingat saja semua hal indah yang ada untukku tersenyum..
Dan kuingat saja semua hal yang buruk bagiku..
Untukku menjadi kuat dalam hidup ini..

Minggu, 04 Agustus 2013

- Melukis Bayangmu -

" Andai aku bisa menghentikan waktu. Sejenak menikmati apa yang ada. Aku akan melukisnya. Setiap semua yang ada, akan kusimpan dalam 'imajenasiku' . Hingga ketika aku benar-benar tak dapat merasakannya lagi. Aku tetap menyimpannya dalam 'folder kenangan' dalam ingatanku. Karena aku sadar, kita bisa kehilangan kapan saja. "

*****

Aku masih tak ingin beranjak dari tempat dudukku. Dari sini aku bisa melihat banyak hal. Tentang keindahan, kebersamaan dan kekecewaan. Aku suka tempat ini, banyak mengajarkan sesuatu tentang hidup. Kutulis ini, ketika hati dan fikiranku perlahan mulai menyadari bahwa apa yang ada, bisa kapan saja hilang dalam sekejap. HILANG. Tanpa ada tanda-tanda atau bahkan ucapan selamat tinggal.

" kamu ngga apa-apa? kok ngelamun? "
" aah,, ehm, ngga kok. hehe ngga apa-apa. " aku kikuk setengah mati.

Suasana hening sejenak. Tanpa ada yang tahu, aku sebenarnya sedang mengabadikan moment yang sedang berlangsung kini. Aku menatapnya lekat, memperhatikan setiap garis wajahnya dan lekuk tubuhnya.  Aku mulai melukis bayangnya dalam 'imajenasiku'. Kusimpan hanya untukku sendiri.
Dalam helaan nafasnya, aku merasakan sedikit kebahagiaan dan beberapa beban dihatinya.Yang mungkin tak akan dia ceritakan pada siapapun.

" Naf, kalo kamu punya 1 permintaan yang pasti dikabulin, apa kira-kira yang kamu minta?

Kuperhatikan wajahnya. Terdiam sesaat. Aku menyadari ada makna dibalik ucapannya.

" Hmm..... Jika aku diberi 1 kesempatan itu, aku ingin bisa melukis. Melukis waktu, kenangan dan melukis bayangan. "
" Kenapa begitu? bukan sesuatu yan berharga lainnya? "

Dia mulai menatap dalam wajahku. Membuatku sedikit gugup.

" Itu semua karena aku sadar apa yang kita miliki, harta, seseorang, keluarga, bahkan meski hanya sekedar bayangan. Itu adalah hal-hal berharga yang tak bisa kita miliki selamanya. Waktu selalu bisa kapan saja merubahnya."
" Tapi kenapa hanya melukis? tidak untuk memiliki? 
" Karena untuk memiliki, tak semudah kehilangan. Butuh waktu dan proses panjang untuk terlebih dulu dimengerti. "

Dia masih terdiam. Memperhatikan tembok bisu dihadapan kami. Sebelum akhirnya kembali bercerita.

" Aku pernah merasa menyesal untuk sesuatu yang tak kumengerti mengapa bisa begitu saja terjadi. Tapi tak lama aku menyadari apa arti dari rasa penyesalan itu. "

Aku sadar jika kami terlibat percakapan rumit. Tentang hati yang bercerita lewat kata.

" Kamu ingin memperbaiki penyesalanmu? walaupun itu bukan salahmu? "
" Ya. Jika aku bisa melakukannya. Karena betapa indahnya jika kita hidup tanpa dihantui rasa bersalah. "
" Kupikir, jika kamu telah berusaha menjelaskannya dan rasa sesal itu masih ada. Itu bukan sepenuhnya kesalahanmu. "
" Ya.. memang seharusnya seperti itu. Haha.. percakapan apa ini? ngga jelas. Ayo kita pulang. "

Tanganmu menarik tanganku, menggenggamnya erat. Menyebrangi jalan untuk sampai di parkiran motormu. Aku mampu melihat sisa-sisa kesedihan itu dibalik senyum manismu. Masih ada hal mengganjal di benakku.

" Maukah kamu tahu, obat mujarab dari rasa penyesalan? "

Matamu menatap dalam mataku. Dengan penasaran kamu menjawab.

" Memangnya apa? "
" Tak perlu ucapkan janji. Karena penyesalan terberat adalah ketika kita mengingkari janji. Dan berikanlah apa yang kamu miliki dari sini (aku menarik tanganmu dan menaruhnya di dadamu). Kemudian ikuti kata hatimu. Dengan begitu, kamu memiliki ramuan mujarab agar terhindar dari penyesalan."

Dia terpaku menatapku, mendengar setiap kalimat yang keluar dari bibirku. Perlahan senyum itu mengembang.

" Thanks ya Naf, kalo udah bisa melukis ajarin aku ya. "

Aku hanya membalas ucapanmu dengan senyman di bibirku. Sebelum akhirnya motormu melintasi jalan raya dan mengantarkanku pulang.

- Tak perlu menjanjikan apa-apa. Hanya ijinkan aku mengabadikan setiap apa yang terjadi diantara kita. Lewat baris-baris kalimat yang kemudian menjadi paragraf. Dan akan kusimpan dalam memori ingatanku. -


Minggu, 4 Agustus 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar