Kuingat saja semua hal indah yang ada untukku tersenyum..
Dan kuingat saja semua hal yang buruk bagiku..
Untukku menjadi kuat dalam hidup ini..

Senin, 19 Agustus 2013

- KAMU -



Sinar matanya kali ini kulihat redup.  Hampir sama dengan pertama kali aku menatap dalam matanya. Bayang-bayang itu selalu menariknya kembali ke masa lalu. Tentang keluarganya, cintanya dan cita-citanya. Aku sosok yang tak menjadi satu-satunya yang memperhatikanmu. Aku hanya seorang, dari banyaknya manusia yang ingin melihat senyummu, seorang dari sekian banyak yang berharap sapaan lembut suaramu , mereaksikan jutaan sel dalam tubuhku.  Entah apa lagi yang memudarkan cahaya itu, entah seberapa banyak pengorbanan dan seberapa keras perjuanganmu untuk mempertahankan sinar itu . Hatimu yang hangat, perlahan dihembuskan angin dingin dan lembab. Membuat matamu seolah sembab. 

Adakah yang tak kau ceritakan padaku?

Kau sembunyikan lagi?

Enggan kau ceritakan?

Oke, baiklah.. aku mempercayai kemampuanmu untuk ini.

Kekecewaan yang kini kamu alami, takkan menenggelamkanmu untuk waktu yang lama. Karena kamu selalu tau, kamu  adalah harapan bagi ‘wanita paruh baya’ yang selalu mengkhawatirkan keadaan dan menyebut namamu dalam do’anya. Yang selalu menjadi alasanmu untuk pulang kerumah. 

Ya, itu Ibumu. Wanita yang paling kamu cintai. Percayalah, kamu sudah cukup mampu membuatnya tersenyum bangga melihatmu. Walau jika sampai  hari ini, tangis itu masih tetap ada. Itu bukan salahmu, semua terjadi karena beberapa alasan, diantaranya Menguatkanmu! .

Adakalanya kita jenuh dengan rutinitas yang kita jalani.  Masalah yang hadir setiap hari, seolah enggan beranjak pergi. Datang silih berganti dan tanpa permisi, bahkan ketika udara sekitar membuat sesak. Diam adalah bahasa yang kamu ciptakan sendiri. Sikapmu yang dingin dan acuh. Aku tau persis, saat itu kamu sedang bertahan dalam jutaan rasa yang tak mampu kamu ucapkan satu-persatu. Hingga akhirnya membuatmu membisu sejenak. Belum lagi tentang mimpi – mimpimu yang mengepul di udara, kadang ada membayangi, bahkan terkadang hilang seperti asap tertiup angin. Mimpi itu, selalu tersimpan dalam hati.

Sebentuk hati yang Tuhan sematkan di dadamu, selalu membuatku percaya, bahwa kamu kuat dan kamu selalu mampu untuk tegar dan bangkit kembali. Tak perlu lagi bersembunyi, katakanlah jika kamu lelah, dan ingin sekedar menghirup udara kebebasan. Sekedar bersandar pada seseorang yang kamu percayai. Bercerita, apapun yang mungkin tidaklah berarti. Tapi ketahuilah, saat seperti itu bisa menjadi sangat berarti disaat semuanya telah jauh.

Jumat, 16 Agustus 2013

Cuaca Kota Jakarta siang ini begitu terik. Panasnya sampai ke ubun-ubun. Keringat tak henti-hentinya mengucur. Sejauh mata memandang, terlihat gedung-gedung menjulang tinggi. Sepanjang perjalanan ketemui orang lalu lalang dengan kesibukannya masing-masing. Ada yang sambil tertawa, tersenyum, melamun dan berwajah muram. Dikota ini banyak manusia menggantungkan hidupnya, mencari rejeki dan tak sedikit mereka yang datang dari perantauan. Tak hanya ingin sekedar menikmati udara Jakarta yang penuh dengan polusi, sebagian dari mereka ingin menjadikan kota ini sebagai persinggahan terakhirnya.

Dibalik barisan gedung tinggi, ada warung kecil atau bahkan angkringan gerobak dari pedagang kaki lima dipinggir jalan, dibalik mobil mewah yang memadati sepanjang jalan Ibu Kota, ada beberapa angkutan umum dan sebagian pejalan kaki yang tak menghiraukan panas teriknya hari ini. Tepat pukul 12.03 wib, kulihat wajah -wajah polos anak kecil bernyanyi riang di pemberhentian lampu merah, dengan wajah lusuh, tetap terlihat ceria. Di lain tempat, aku menemui pengemis dengan gelas plastik di tangannya, atau bahkan hanya tangan kanannya yang menengadah diantara pejalan kaki yang melintas didepannya.

Dalam hati aku terenyuh, melihat betapa gigihnya perjuangan mereka untuk hidup, diantara kesulitan hidup yang mereka lalui setiap hari. Diantara maraknya berita koruptor dan manipulasi oleh petinggi negara ini.
Apakah beliau-beliau menutup mata?
Apakah beliau -beliau berlaku seolah telinganya tuli?
Ini bukan tentang anda yang membela negara ini,
tapi untuk mereka yang berlaku curang terhadap negara ini!

Pemandangan siang itu membuatku berfikir sejenak, tentang nikmat yang kuperoleh. Masih mampu menikmati dinginnya ruangan ber-AC, duduk tenang dalam kesibukanku mencari nafkah. Meski terkadang aku lelah, marah, jenuh, bosan. Tapi seharusnya aku lebih mensyukuri dibanding mengeluhkannya. Tidak seperti mereka yang kulihat bersusah payah untuk berjalan dalam kekurangan fisiknya, ataupun seperti mereka yang setiap hari harus merelakan kulitnya terbakar panasnya matahari, bahkan aku tak pernah tau bagaimana rasanya menengadahkan tangan diantara manusia yang hanya berlalu begitu saja.

Esok tepat tanggal 17 Agustus 2013, Indonesia berbahagia menyambut Kemerdekaan. Memperingati jasa pahlawan-pahlawan dimasa lampau.

SELAMAT MEMPERINGATI INDONESIA MERDEKA KE-68.  

Semoga setelah hari ini, kita semakin mampu untuk saling menghargai dan menghormati dalam perbedaan ataupun kesamaan. Semangat Nasionalis yang selalu membara, serta Indonesia yang semakin dikenal didunia Internasional. Yang terpenting, Indonesia tumbuh menjadi Negara yang mengayomi dan memberi keadilan bagi rakyatnya. Semoga tak ada lagi petinggi negara yang berlaku curang dan memetingkan diri sendiri.

Rabu, 14 Agustus 2013

Dear diary ..

ngga enak ya jadi aku. Harus selalu ikutin kemauan mereka. Dan hari ini pertengkaran itu terjadi lagi, semakin meruncing dan memanas. Sayatan kata-kata yang keluar dari mulutnya menggoreskan kembali luka lama yang masih membekas. Luka itu selalu terasa perih jika ku ingat lagi dan mereka selalu mengucapkannya. Ingin ku bungkam mulut mereka, tapi tanganku tak sanggup menggapainya. mereka terlalu tinggi.

' aku nyaman seperti ini. Aku gak bisa pergi. Maaf ..'

' Selalu menghindar !! dan sukanya kumpul sama orang-orang gajelas begitu! MAU JADI APA??

Perih sekali mendengarnya, kutarik nafas dalam, ku buang perlahan. Semakin sakit disaat bersamaan aku harus tetap terlihat tegar didepan mereka, ku tahan air mataku semampunya. Takkan kubiarkan satu pun menetes dihadapan mereka. Monster yang kupanggil 'kaka' . Setelah cukup lama dipandangi dengan tatapan sinis, aku berkata pelan.

' sejak dulu aku hidup seperti ini, seadanya dan bahkan kekurangan. Sekalipun kita sedarah, tapi kalian ngga pernah tau kan proses aku berjuang hidup sampe sebesar ini, dan ada disini? Tolong hargai itu, Aku gak minta perlakuan adil sejak kecil. Karena aku tau posisiku, keadaan kita. Jika kalian memang peduli, kenapa ngga dari kecil aja? waktu aku tidur diatas tumpukan kardus, diwaktu aku teriak minta makan, diwaktu aku ngga ngerti apa itu kaya? apa itu miskin? . '

' Tapi sampe kapan kamu mau kayak gini? Miskin? ngga cape apa hidup begitu'

' Sebelumnya aku mau bilang, aku bangga banget punya kakak-kakak se sukses kalian. Dan terima kasih untuk bantuannya selama ini. Tapi tolong biarin aku hidup tenang, aku seperti ini memang ga ada apa-apanya dibanding kalian. Tapi aku masih berjuang dan akan terus berjuang untuk hidup cukup.'

Semuanya menatap tajam kearahku, sesekali aku tarik nafas dalam. kutatap wajahnya satu persatu. Sesungguhnya jauh dihati kecilku, aku sangat menyayangi mereka semua. Tanpa terkecuali. Semua keadaan ini terjadi karena kesalah pahaman dimasa lalu. Aku menginginkan yang terbaik untuk semuanya. Tapi aku jenuh, aku tak tahan karena bersama mereka aku selalu salah. Aku lelah dan berkata

' Aku nyaman dengan aku sekarang. Dikota ini, dikeluarga tempatku tinggal sekarang, aku dapat semua yang ngga pernah aku dapet sejak kecil. Ada teman yang mengerti, keluarga dan terpenting mereka menerima aku apa adanya. Aku ga perlu, kemana-mana naik mobil mewah, dihomati orang, dihargai orang dan punya jabatan tinggi. Karena itu bukan satu-satunya hal yang bikin kita dihormati. Kita punya pilihan untuk nentuin sikap kita. Toh selama ini, mereka baik sama aku meskipun aku bukan anak orang kaya! '

' susah ya ngomong sama kamu!!! pemikirannya udik ! susah dirubah, kaya ibunya ! '

Demi apapun, untuk hari ini aku mohon. Akhiri semua penghinaan ini dan cukup menyalahkan Ibuku!. Apalagi kata yang harus aku ucap selain ' Maaf ' dan ' Terima Kasih ' .
Lelehan airmata itu, memaksa untuk meluncur bebas dipipiku. Dayaku hanya mampu menghapusnya dengan sela-sela jariku.

" Jauh didasar jiwaku, aku menyayangi kalian. 
Mungkin ini belum waktunya aku membalas kebaikan itu.
Semoga waktu memberikan aku kesempatan untuk jadi kebanggaan " 

- 14 Agustus 2013 -

Selasa, 13 Agustus 2013

Rindu Ayah ...

" Tuhan tolonglah, sampaikan sejuta sayangku untuknya.. 
   Ku trus berjanji, takkan khianati pintanya..
   Ayah dengarlah, betapa sesungguhnya ku mencintaimu..
   Kan kubuktikan, ku mampu penuhi maumu .."

- AdaBand feat Gita Gutawa-


Kupandangi wajahnya dalam kilasan mataku, rasanya tak mampu memandanginya lebih lama.Kerutan di wajahnya yang dulu tampan kini mulai terlihat. Langkah tegaknya perlahan mulai melambat, bahkan terkadang butuh alat untuk menopang berat tubuhnya.Perlahan air mata di bilik jiwaku terjatuh. Aku yang kala itu berada dihadapanmu ingin sekali menjadi penopangmu untuk dapat berjalan lebih jauh, sejauh apapun itu. Aku berusaha menopangmu, sebagaimana engkau dulu mengajariku berjalan.
Tapi aku tak mampu, jarak yang selama ini memisahkan membuat kita jauh satusama lain. Sekalipun kita saling tau, kita saling menyayangi. Lebih dari diri sendiri. Aku hanya terdiam, memandangi sosokmu lebih dalam.

Andai bisa, aku ingin mengulang semuanya. Memperbaiki semuanya. Menghapuskan jarak demi jarak diantara kita. Menyatukan semua yang terpisah. Andai mampu, aku ingin mengganti kebencian itu menjadi kasih tiada henti diantara kita. Aku iri ! pada mereka yang berbagi banyak hal bersama ayahnya.

Teringat jelas bagaimana engkau dimasa lalu. Tegak dan kokoh. Ketika menatapmu, ada kerinduan mendalam dihatiku. Membuat sel dalam darahku bergetar hebat. Memerahkan pipiku. Hingga otot tubuhku melemas karena menahan perasaan yang membuncah dalam dadaku. Menahan kerinduan sebesar ini, bertahun-tahun. Sendiri. Kupalingkan pandanganku sesaat, berharap oksigen masuk kedalam rongga-rongga tubuhku dan melegakan nafasku. Hingga sebesar ini, aku masih malu mengatakan cinta padamu, memegangmu hanya waktu bersalaman saja. Aku ingin lebih !
Engkau tau itu? 
aku ingin dipeluk, dikecup keningnya olehmu orang yang paling aku rindu sepanjang hidupku. Ayahku.
Kapan tiba waktu itu?
waktu engkau dan aku tanpa jarak, saling mengucapkan cinta, saling bercerita dan berpegangan erat.
Aku ingin bertanya tentang mimpimu, bercerita tentang mimpiku.
Suatu saat nanti, ketika tubuhmu terbujur kaku, nafasmu telah terhenti, jantung dalam dadamu tak lagi berdetak dan tangisanku tak lagi membuatmu terbangun. Aku hanya berdo'a pada Tuhan agar memberimu tempat terindah disisi-Nya. Jika di dunia ini kita tak dapat berbagi banyak hal, kelak di surga aku takkan malu lagi memelukmu Ayahku.. Pahlawanku ..

Sabtu, 10 Agustus 2013

~ Sepuluh Agustus ~


Selamat datang bulan yang penuh dengan harapan.
Selamat bertemu lagi dengan tanggal 10 Agustus. Tanggal yang cukup berarti untukku, entah padamu. Tanggal yang sama, ditahun lalu. Detak jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Setiap sel dalam darahku bergejolak bahagia. Hingga memerahkan pipi kiri dan kananku. Membuat tawa itu tak mampu untuk aku sembunyikan. Dibelakang punggungmu, diatas " si Miaw" motor jagoanmu, sayup-sayup suaramu terdengar merdu. Indah sekali.

" Aku akan nyesel kalo ngga bilang ini sama kamu .. " suaramu lembut perlahan.

Dari sekian banyak kata yang kamu ucap, hanya kalimat itu yang menempel lekat dalam ingatanku dan mengendap di sudut jiwaku. Untuk pertama kalinya, kita memperjuangkan sesuatu hal yang bahkan kita tak mengerti untuk apa diperjuangkan. Sesuatu itu, aku sebut 'cinta' .

- surat cinta pertamaku -
Aku merasa...
kecil ....
kerdil ...
karena selama ini bertanya,
kenapa kau ada?


Surat yang kutulis ketika perlahan bayangmu semakin jelas, menjelma disetiap pagi dan malamku. Hingga kamu memperjelas semuanya. 10 Agustus 2012 semuanya terbuka, jalanku ... jalanmu .. menjadi jalan kita. Kamu merubah sosokku yang kecil dan kerdil menjadi seorang pemimpi dan pemberani. Meskipun semuanya berjalan singkat. Tapi ada hal lain yang masih tersimpan dalam diriku. Kututupi dengan semampuku, agar semuanya terlihat baik-baik saja, dihadapanmu dan dihadapan mereka.


Karena sejak 10 Agustus tahun lalu, aku mulai mengasihimu seperti angka 'Nol' . Dimulai dari satu titik hingga membentuk jelas dan berputar-putar pada ruang yang sama. Tanpa ujung.

" Seandainya memeluk ragamu dalam nyata
  Semudah memeluk jiwamu dalam do'a "

Semua berawal dari pertemuan singkat di Taman Monumen Nasional. Bersama temanku yang macho 'putta' hahaha... berkeliling dan bercerita, walau aku hanya mendengarkan . Lebih dekat ketika makan 'indomie' dirumah putta. Sejak saat itu semuanya mengalir begitu saja, selalu ada sisipan perkataan yang memancing ketika kamu bercerita atau bertanya. Aku begitu kagum pada caramu bersosialisasi. Banyak hal ajaib terjadi, bagaimana bisa aku yang bahkan tak mengenalmu bisa me'nama'i kura-kura pilihanku dengan nama yang sama denganmu.
Masih ingat dengan spidol yang kuberikan padamu?
Lucu bukan, bagaimana tingkah konyolku dihadapanmu!

" Dan aku tak berharap
  akan jadi sesuatu yang indah
  karena memang sudah digariskan
  aku tak seindah itu "

Kepada tanggal 12 Mei 2012 yang mempertemukan kita, dan teruntuk 10 Agustus yang menyatukan kita. Membuat kita mengerti dan menyadari banyak hal. Hari ini, tepat 1 tahun hatiku terisi olehmu.
Kamu, yang selalu ingin kujaga tawanya ..
Kamu, yang selalu ingin kuabadikan senyumnya ..
Kamu, yang sangat jatuh cinta dengan 'sambal' ..
Kamu, yang sangat mengidolakan club sepak bola 'Milan' ..
Kamu, yang selalu lupa makan ..
Kamu, yang selalu 'ngeyel' ketika disuruh minum vitamin ..
Kamu, yang cuek., tapi mudah menyesal dan selalu menutupinya dengan berkata 'Maaf ' dan ' aku lupa' ..
Kamu, yang sangat mencintai ' ibumu' dan berjuang keras untuk kebahagiaannya ..
Kamu, yang selalu memperhatikan secara diam-diam ..
Kamu, yang begitu bersemangat bercerita tentang 'dunia traveling' dan 'Paris' ..
Sejujurnya .. aku tau persis hatimu .
Kita berbeda, seperti magnet utara dan selatan. Tarik menarik.
Berlarilah.. kejar mimpimu ..
Tak perduli siapa kamu dimasa lalu ..
Jadilah berarti dimasa depan ..
Kamu .. pahlawan bagi keluargamu ..


" Dunia tak perlu tau, kita saling mencintai.
  Cukup Tuhan yang menyimpan rencana besarnya,
  Untuk hubungan kita :) "


**********

8 ( delapan ). Aku suka angka itu. Angka yang konsisten.
Berawal dan berakhir dititik yang sama.
' seolah memberi makna, dimana kita memulai maka akan ada akhir. Tapi tidak akan berujung ketika tangan kita selalu bergerak. 8 (delapan ) adalah tanda bukti keseriusan buatku. Keseriusan itu bukan selalu mengumbar dan memamerkan kata cinta didepan banyak orang. Tapi bukti keseriusan bagiku adalah ketika kita mempertahankan dan dipertahankan.

 Dan apa yang membuatmu menyukai angka yang sama??


Selasa, 06 Agustus 2013

Pria ini hadir dengan begitu tergesa-gesa. Menawarkan cinta yang bahkan sama sekali belum dirasakannya. Hanya terobsesi ingin memiliki dengan alasan klise yang disebut cinta. Hadirnya yang terlalu mengikat, perlahan membuatku merasa sesak. Dengan paksa dia menerobos memasuki pintu hatiku. Yang saat itu tak ingin disinggahi oleh siapapun. Aku terjebak nostalgia.

" Nama gue Altar. "

Sejak dia hadir dan memperkenalkan namanya, aku tau ini pertanda tidak baik untuk kami.Tapi aku memilih diam. Aku yang masih berharap banyak pada sosok di masa lalu membuatnya semakin menjadi untuk memiliki aku.
Tahukah dia, cinta tak mudah dipaksa? cinta butuh waktu.
Tapi aku tak yakin akan mencintai dia  meski dalam waktu selama apapun. Karena jiwa yang bebas terkadang sulit untuk diikat. Karena dia, aku menyadari sedalam apa aku mencintaimu. Sebesar apa aku menganggumimu.

" Surprise !!!! "

Dengan tiba-tiba dia datang membawa kejutan yang sama sekali tak kuduga. Terima kasih, tapi ini terlalu mewah untukku. Dalam diamku, ketika bersamanya aku semakin merindukanmu. Selalu kututupi gemuruh di dadaku dengan tersenyum.
Hingga aku berada pada titik jenuh. Aku yang mulai bosan bersembunyi darinya, aku yang mulai lelah harus selalu menghindar. Akhirnya aku memilih untuk menghentikan semuanya.

" Al, aku mau ngomong, mungkin aku pernah bilang tentang ini sebelumnya. "
" Kenapa perhatian dan semua pengorbananku selama ini cuma dianggap angin lalu? "
" Dari awal aku udah bilang, rasa ini masih tetap ada dan akan sama. Untuk dia. "
" Aku cinta kamu, aku nggak mau kehilangan kamu."
" Aku udah coba jadi sahabat kamu. Tapi semakin lama, kamu semakin terobsesi dan aku takut akan menyakiti lebih dari ini. Aku minta maaf."
"Sekarang. gimana perasaanmu sama dia?"
" Perasaanku ke dia, sama seperti perasaanmu ke aku, bahkan mungkin lebih. Dan aku maasih ingin tinggal bersama kenangannya."
" Bodoh!! "

Dia marah. Tanpa negoisasi lebih, pergi dan menghilang bagaikan asap. Silakan panggil aku wanita dengan seribu keburukan. hanya yang kutau kini, ketika aku berada disamping teman priaku, siapapun dia. Aku selalu berharap itu adalah kamu. Kesetiaan ini masih untukmu. Seberapa banyak perhatian-perhatian istimewa untukku, tak bisa menggantikan perhatianmu yang sederhana. Karena kamu aku lebih kuat bertahan dalam rasa sepi.

Waktu  berlalu, aku masih menceritakan kamu pada Tuhan. Tentang hal-hal yang ingin aku lakukan ketika bersamamu. Aku bahkan tidak perduli jika Tuhan bosan melihat usahaku yang memperjuangkan 'kita'. Bersamamu aku selalu mampu. Karena kamu, aku mulai mengerti banyak hal. Ketika jarak memisahkan, aku tak pernah menyesal walau harus seperti ini. Melihatmu dari kejauhan. Mencintaimu diam-diam dan merindukanmu dalam sepi. Semua ini cukup untukku, melihat tawamu, kebahagiaanmu. Walau tak sedikitpun mereka tau apa yang sebenarnya aku rasakan. Aku selalu mengingatkan diriku berkali-kali. Cukup bersamamu dan mengikhlaskan semuanya terjadi.
Waktu yang bergulir terasa begitu lambat. Entah ingatanku yang terlalu hafal tentangmu. Tuhan, dengan caranya selalu punya alasan untuk membuatku tersenyum.Membawamu kepadaku lagi, memberiku kesempatan lagi untuk memperbaiki semuanya. Selama jarak memisahkan, aku menyadari banyak hal. Tapi 1 hal yang paling berharga, yaitu waktuku ketika bersamamu.

Minggu, 04 Agustus 2013

- Melukis Bayangmu -

" Andai aku bisa menghentikan waktu. Sejenak menikmati apa yang ada. Aku akan melukisnya. Setiap semua yang ada, akan kusimpan dalam 'imajenasiku' . Hingga ketika aku benar-benar tak dapat merasakannya lagi. Aku tetap menyimpannya dalam 'folder kenangan' dalam ingatanku. Karena aku sadar, kita bisa kehilangan kapan saja. "

*****

Aku masih tak ingin beranjak dari tempat dudukku. Dari sini aku bisa melihat banyak hal. Tentang keindahan, kebersamaan dan kekecewaan. Aku suka tempat ini, banyak mengajarkan sesuatu tentang hidup. Kutulis ini, ketika hati dan fikiranku perlahan mulai menyadari bahwa apa yang ada, bisa kapan saja hilang dalam sekejap. HILANG. Tanpa ada tanda-tanda atau bahkan ucapan selamat tinggal.

" kamu ngga apa-apa? kok ngelamun? "
" aah,, ehm, ngga kok. hehe ngga apa-apa. " aku kikuk setengah mati.

Suasana hening sejenak. Tanpa ada yang tahu, aku sebenarnya sedang mengabadikan moment yang sedang berlangsung kini. Aku menatapnya lekat, memperhatikan setiap garis wajahnya dan lekuk tubuhnya.  Aku mulai melukis bayangnya dalam 'imajenasiku'. Kusimpan hanya untukku sendiri.
Dalam helaan nafasnya, aku merasakan sedikit kebahagiaan dan beberapa beban dihatinya.Yang mungkin tak akan dia ceritakan pada siapapun.

" Naf, kalo kamu punya 1 permintaan yang pasti dikabulin, apa kira-kira yang kamu minta?

Kuperhatikan wajahnya. Terdiam sesaat. Aku menyadari ada makna dibalik ucapannya.

" Hmm..... Jika aku diberi 1 kesempatan itu, aku ingin bisa melukis. Melukis waktu, kenangan dan melukis bayangan. "
" Kenapa begitu? bukan sesuatu yan berharga lainnya? "

Dia mulai menatap dalam wajahku. Membuatku sedikit gugup.

" Itu semua karena aku sadar apa yang kita miliki, harta, seseorang, keluarga, bahkan meski hanya sekedar bayangan. Itu adalah hal-hal berharga yang tak bisa kita miliki selamanya. Waktu selalu bisa kapan saja merubahnya."
" Tapi kenapa hanya melukis? tidak untuk memiliki? 
" Karena untuk memiliki, tak semudah kehilangan. Butuh waktu dan proses panjang untuk terlebih dulu dimengerti. "

Dia masih terdiam. Memperhatikan tembok bisu dihadapan kami. Sebelum akhirnya kembali bercerita.

" Aku pernah merasa menyesal untuk sesuatu yang tak kumengerti mengapa bisa begitu saja terjadi. Tapi tak lama aku menyadari apa arti dari rasa penyesalan itu. "

Aku sadar jika kami terlibat percakapan rumit. Tentang hati yang bercerita lewat kata.

" Kamu ingin memperbaiki penyesalanmu? walaupun itu bukan salahmu? "
" Ya. Jika aku bisa melakukannya. Karena betapa indahnya jika kita hidup tanpa dihantui rasa bersalah. "
" Kupikir, jika kamu telah berusaha menjelaskannya dan rasa sesal itu masih ada. Itu bukan sepenuhnya kesalahanmu. "
" Ya.. memang seharusnya seperti itu. Haha.. percakapan apa ini? ngga jelas. Ayo kita pulang. "

Tanganmu menarik tanganku, menggenggamnya erat. Menyebrangi jalan untuk sampai di parkiran motormu. Aku mampu melihat sisa-sisa kesedihan itu dibalik senyum manismu. Masih ada hal mengganjal di benakku.

" Maukah kamu tahu, obat mujarab dari rasa penyesalan? "

Matamu menatap dalam mataku. Dengan penasaran kamu menjawab.

" Memangnya apa? "
" Tak perlu ucapkan janji. Karena penyesalan terberat adalah ketika kita mengingkari janji. Dan berikanlah apa yang kamu miliki dari sini (aku menarik tanganmu dan menaruhnya di dadamu). Kemudian ikuti kata hatimu. Dengan begitu, kamu memiliki ramuan mujarab agar terhindar dari penyesalan."

Dia terpaku menatapku, mendengar setiap kalimat yang keluar dari bibirku. Perlahan senyum itu mengembang.

" Thanks ya Naf, kalo udah bisa melukis ajarin aku ya. "

Aku hanya membalas ucapanmu dengan senyman di bibirku. Sebelum akhirnya motormu melintasi jalan raya dan mengantarkanku pulang.

- Tak perlu menjanjikan apa-apa. Hanya ijinkan aku mengabadikan setiap apa yang terjadi diantara kita. Lewat baris-baris kalimat yang kemudian menjadi paragraf. Dan akan kusimpan dalam memori ingatanku. -


Minggu, 4 Agustus 2013


Tak pernah ku mengerti jalan fikiranmu.
Kamu masih memikirkannya, saatku disampingmu.
Betapapun sulitnya, kau melupakannya.
Tapi lihatlah aku disini.
Siap menenangkanmu.
Aku mampu melukis senyummu.
Hanya yang kuminta, beriku kesempatan.
Waktuku takkan pernah habis untukmu.
Kasihku selalu tertuju padamu..
Tapi tingkah lakumu sungguh .. membuatku galau!


Judulnya 'Aku Galau' .
Catatan iseng, diwaktu lalu yang kini berubah menjadi lagu pertamaku. hihi
meskipun cuma nyumbang lirik :)