Cuaca Kota Jakarta siang ini begitu terik. Panasnya sampai ke ubun-ubun. Keringat tak henti-hentinya mengucur. Sejauh mata memandang, terlihat gedung-gedung menjulang tinggi. Sepanjang perjalanan ketemui orang lalu lalang dengan kesibukannya masing-masing. Ada yang sambil tertawa, tersenyum, melamun dan berwajah muram. Dikota ini banyak manusia menggantungkan hidupnya, mencari rejeki dan tak sedikit mereka yang datang dari perantauan. Tak hanya ingin sekedar menikmati udara Jakarta yang penuh dengan polusi, sebagian dari mereka ingin menjadikan kota ini sebagai persinggahan terakhirnya.
Dibalik barisan gedung tinggi, ada warung kecil atau bahkan angkringan gerobak dari pedagang kaki lima dipinggir jalan, dibalik mobil mewah yang memadati sepanjang jalan Ibu Kota, ada beberapa angkutan umum dan sebagian pejalan kaki yang tak menghiraukan panas teriknya hari ini. Tepat pukul 12.03 wib, kulihat wajah -wajah polos anak kecil bernyanyi riang di pemberhentian lampu merah, dengan wajah lusuh, tetap terlihat ceria. Di lain tempat, aku menemui pengemis dengan gelas plastik di tangannya, atau bahkan hanya tangan kanannya yang menengadah diantara pejalan kaki yang melintas didepannya.
Dalam hati aku terenyuh, melihat betapa gigihnya perjuangan mereka untuk hidup, diantara kesulitan hidup yang mereka lalui setiap hari. Diantara maraknya berita koruptor dan manipulasi oleh petinggi negara ini.
Apakah beliau-beliau menutup mata?
Apakah beliau -beliau berlaku seolah telinganya tuli?
Ini bukan tentang anda yang membela negara ini,
tapi untuk mereka yang berlaku curang terhadap negara ini!
Pemandangan siang itu membuatku berfikir sejenak, tentang nikmat yang kuperoleh. Masih mampu menikmati dinginnya ruangan ber-AC, duduk tenang dalam kesibukanku mencari nafkah. Meski terkadang aku lelah, marah, jenuh, bosan. Tapi seharusnya aku lebih mensyukuri dibanding mengeluhkannya. Tidak seperti mereka yang kulihat bersusah payah untuk berjalan dalam kekurangan fisiknya, ataupun seperti mereka yang setiap hari harus merelakan kulitnya terbakar panasnya matahari, bahkan aku tak pernah tau bagaimana rasanya menengadahkan tangan diantara manusia yang hanya berlalu begitu saja.
Esok tepat tanggal 17 Agustus 2013, Indonesia berbahagia menyambut Kemerdekaan. Memperingati jasa pahlawan-pahlawan dimasa lampau.
Semoga setelah hari ini, kita semakin mampu untuk saling menghargai dan menghormati dalam perbedaan ataupun kesamaan. Semangat Nasionalis yang selalu membara, serta Indonesia yang semakin dikenal didunia Internasional. Yang terpenting, Indonesia tumbuh menjadi Negara yang mengayomi dan memberi keadilan bagi rakyatnya. Semoga tak ada lagi petinggi negara yang berlaku curang dan memetingkan diri sendiri.
Dibalik barisan gedung tinggi, ada warung kecil atau bahkan angkringan gerobak dari pedagang kaki lima dipinggir jalan, dibalik mobil mewah yang memadati sepanjang jalan Ibu Kota, ada beberapa angkutan umum dan sebagian pejalan kaki yang tak menghiraukan panas teriknya hari ini. Tepat pukul 12.03 wib, kulihat wajah -wajah polos anak kecil bernyanyi riang di pemberhentian lampu merah, dengan wajah lusuh, tetap terlihat ceria. Di lain tempat, aku menemui pengemis dengan gelas plastik di tangannya, atau bahkan hanya tangan kanannya yang menengadah diantara pejalan kaki yang melintas didepannya.
Dalam hati aku terenyuh, melihat betapa gigihnya perjuangan mereka untuk hidup, diantara kesulitan hidup yang mereka lalui setiap hari. Diantara maraknya berita koruptor dan manipulasi oleh petinggi negara ini.
Apakah beliau-beliau menutup mata?
Apakah beliau -beliau berlaku seolah telinganya tuli?
Ini bukan tentang anda yang membela negara ini,
tapi untuk mereka yang berlaku curang terhadap negara ini!
Pemandangan siang itu membuatku berfikir sejenak, tentang nikmat yang kuperoleh. Masih mampu menikmati dinginnya ruangan ber-AC, duduk tenang dalam kesibukanku mencari nafkah. Meski terkadang aku lelah, marah, jenuh, bosan. Tapi seharusnya aku lebih mensyukuri dibanding mengeluhkannya. Tidak seperti mereka yang kulihat bersusah payah untuk berjalan dalam kekurangan fisiknya, ataupun seperti mereka yang setiap hari harus merelakan kulitnya terbakar panasnya matahari, bahkan aku tak pernah tau bagaimana rasanya menengadahkan tangan diantara manusia yang hanya berlalu begitu saja.
Esok tepat tanggal 17 Agustus 2013, Indonesia berbahagia menyambut Kemerdekaan. Memperingati jasa pahlawan-pahlawan dimasa lampau.
SELAMAT MEMPERINGATI INDONESIA MERDEKA KE-68.