Selasa,
1 oktober 2013, semilir angin pagi ini terasa sedikit panas, entah karena aku
yang belum mandi hehehe.. 
By
the way, selasa adalah hari paling macet sepanjang perjalanan tiap kali aku
pergi ke kantor. Hari ini pun macetnya sama. Ya, meskipun kebanyakan orang
bilang senin adalah juaranya. 
Aku
menunggu senyum khasmu pagi ini, senyum yang selalu terlihat manis. Dengan bekal
di tangan, meskipun menu hari ini tidak sesuai dengan keinginanku, tapi okelah
masih bisa aku kabulkan. Mie Goreng Rendang, hehehe.
Entah
sejak kapan aku punya kebiasaan baru. Tersenyum sendiri dan hobi memasak. Apa
ini salah satu proses menjadi tua? . 
Sebelumnya
aku tidak pernah menunggu datangnya hari, berbeda dengan belakangan ini. Aku
suka menanti setiap perubahan waktu. Dari detik, jam, hari, bulan dan tahun.
Setia pada detik-detik jarum jam. Seharian berkutat dengan dunia kerja memang
melelahkan, siapapun itu pasti merasakannya. Tapi aku lagi-lagi beruntung
karena ada kamu. Setia menunggu jam pulangku tiba, dan memastikan aku kembali
pulang dengan wajah ceria dan perut yang tak kelaparan. 
Banyak
waktu yang kita habiskan di tempat pecel ayam ini. Bahkan kita rela menungggu
sesaat sebelum tempat itu benar-benar buka. Memang, untukmu dan aku apa yang
kita bicarakan tidaklah begitu penting, menghabiskan waktu berdua saja itu
adalah hal yang istimewa. Setidaknya begitulah buatku.
Ada
hal yang membuatku tak enak hati padamu hari ini, tapi abaikan saja jika kamu
memakluminya. Perasaan  takut bukan
karena tak percaya akan cinta itu sendiri, tapi hanya sekedar tahu diri jika
aku berbeda. Kita saling memanggil satu sama lain dengan sebutan ‘masa depan’ .
Itu sudah mengungkapkan banyak hal, lebih banyak makna yang tersirat.
Menutup
hari ini, masih tentang macet yang jadi permasalahannya. Seperti bajaj yang
menyerempet samping kiri motormu. Sensasi luar biasa hari ini, antara emosi dan
takut. Tapi sekejap hilang dengan sentuhan lembut jemarimu menenangkanku.  Oh Tuhan, betapa berarti semua ini untukku.
Setelah sekian lama hidup dalam pengabaian, kini aku merasa ‘ADA’ aku merasa
‘HIDUP’ . 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar