Kuingat saja semua hal indah yang ada untukku tersenyum..
Dan kuingat saja semua hal yang buruk bagiku..
Untukku menjadi kuat dalam hidup ini..

Kamis, 04 September 2014

Kita sama-sama pernah merasakan kehilangan yang paling dashyat.. Merasa separuh dari jiwa yang hilang.. Dihantam ribuan kali nyeri ketika seseorang melangkah pergi dari hidup. Tapi percayalah.. Bahwa hati kita akan baik-baik saja. Lewati masanya letak hati tak mungkin keliru.. Akan ada masanya hatimu merebah pada dada seseorang yang baik...

~~~~~~

Terima kasih karena telah menarikku dari ruang gelap dan sesak untuk kemudian memelukku.
Terima kasih karena telah menyatukan puing-puing hatiku untuk kembali utuh, yang kemudian kau jadikan sempurna dengan tawamu.
Dan terima kasih untuk keluarga yang menjadikanku merasa berarti. Menerima semua ketidaksempurnaanku dan memaklumi kekhilafanku.

Kamis, 22 Mei 2014

Aku membagi kisah sedih dalam hidupku hanya dengan Tuhan. Bukan karena aku tidak adil, tapi hanya ingin membuat mereka untuk tidak khawatir.
Dalam bahagiaku, kalimat sederhana yang akan selalu aku ucapkan. Terima Kasih Tuhan.


- Sofie Oriana -


Minggu, 02 Februari 2014

Persahabatan yang membuatnya bertahan.

-Seharusnya cinta tidak seperti banjir, sesaat meluap-luap menggenangi dan menenggelamkan dalam bahagia, tapi kemudian surut perlahan dan yang tersisa hanya lumpur kenangan.-
Diam-diam dalam hati saya iri.. kepada mereka yang bisa mempertahankan pernikahan sampai puluhan tahun. Seorang kakek dan nenek yang berjalan tertatih, dan melihat mereka kita tak pernah tau, siapa sebenarnya yang sedang memapah siapa...
Sejauh ini aku yakin.. cinta bisa awet karena persahabatan.
Bolehkan aku berharap jika suatu hari nanti aku dan kamu ada diposisi itu.
Semua diluar kendaliku... bahkan aku tak tau mengapa harapanku semakin tinggi disaat kesempatanku yang hanya sedikit.

Bertemu denganmu, sudah takdirku. Dekat denganmu, adalah pilihanku. Tapi kini, mencintaimu, sungguh di luar kendaliku.
Aku mencintaimu, bukan demi kebahagiaan dan kemudahan hidup, seperti yang mereka pikirkan. Tapi sungguh, karena tak bisa kutemukan siapapun yang lain, menjadi tempat rasa ini kuberikan.
Karena aku mencintaimu, dengan segala yang ada, yang belum ada, dan yang akan ada pada diriku.
Tapi…
Setelah menaklukkan hatiku setunduk-tunduknya, kini jangan biarkan aku mengepakan sayap sendirian.


Kamu cinta yang kupilih, jawaban bagi doa yang lahir dari hatiku. Kamu pula pengetuk pintu hati yang kubuka, dengan segala tulusku... Aku mencintaimu..


Maafkan aku karena menyulitkanmu…..



" Jika aku bisa menghentikan denyut waktu, aku ingin menaruhmu ke dalam sebuah bingkai, menangkap cahaya di sekitarmu. "

Aku menulis ini, saat kamu sudah terbaring dalam lelap. Tanganmu memeluk erat bantal disampingmu. Seperti biasa,kamu tak pernah tidur begitu lelap.

Terima kasih untuk cinta, dan persahabatan kita selama ini :)

Minggu, 01 Desember 2013


Tertuju : Pria Tampan nan Sederhana :)

Kita sama-sama pernah mengalami masa sulit di waktu lalu, jauh sebelum kita bertemu. Kala itu tubuh kita masih tampak kecil dan belum terlalu tegar untuk menerima setiap masalah yang begitu saja menyapa. Kita sama-sama tau rasanya sakit, rasanya diabaikan dan berjuang sendirian.  Tapi pada akhirnya semuanya mampu kita lewati dan keadaan kembali baik-baik saja. Semuanya tertoreh dalam kanvas hati kita masing-masing sebagai gambaran perjuangan bahwa kita mampu dan menjadi sejarah dalam catatan pribadi kita. Dalam ketakutan faktanya kita masih berani. 

Masa-masa sulit itu kembali terasa ketika kita mulai beranjak dewasa. Seperti saat ini, ketika kaki mulai lelah untuk melangkah, pemikiran dan semua rutinitas yang membuat jiwa semakin jenuh, bosan, marah hingga akhirnya membuat bibir ini bungkam. Percayalah, semuanya akan mampu kita lewati bersama-sama. Kamu ingat semasa sekolah dulu ada pepatah seperti ini :

‘Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing’

Itu artinya masalah dan beban yang kamu miliki saat ini sudah seharusnya kita bagi bersama. 
Sejak kita memutuskan berjalan bersama, tak ada lagi masalahmu atau masalahku, tetapi masalah kita.
Tidak ada bahagiamu atau bahagiaku tapi kebahagiaan kita.
Tidak ada keluargamu atau keluargaku tapi keluarga kita.
Kamu memang tidak akan mengatakan masalah itu satu persatu. Karenanya biarkan aku membantu sedikit meringankan bebanmu dengan caraku sendiri. Tanpa harus kamu tau.

Jika ibarat bintang yang bertebaran dilangit, maka kamu adalah ‘Sirius’. Bintang yang bersinar paling terang bahkan dikala langit tampak kelam, cahaya itu selalu terlihat meski samar. Terlalu banyak pelajaran yang aku dapat darimu dan itu tak bisa kujelaskan satu persatu.

Satu-satunya alasan mengapa aku begitu mencintaimu adalah, ‘karena itu kamu, dengan sepaket dunia kecilmu yang tak pernah membuatku merasa bosan’. 

Pertemuan kita yang selalu aku syukuri. Semua tentangmu adalah penting untukku. Maafkan semua sikap dan pertanyaan konyolku yang sering membuatmu terganggu. Maklumilah semua kekuranganku itu.
Terima kasih telah memilih dan mempercayai hatiku.
Terima kasih telah mengizinkan aku berkumpul bersama orang-orang penting dalam hidupmu.
Aku selalu berharap semua ini bisa kulakukan selamanya, selama Tuhan mengizinkanku bernafas.
Untuk kita yang sama-sama melangkah meraih tujuan. Sejauh apapun, sesulit apapun kita harus kuat! 
Aku disini. Kemarilah, mendekat padaku.

Kamis, 21 November 2013

" Aku Pernah "


Aku pernah menjadi sombong
Tapi aku merugi karenanya
Aku pernah menjadi pemarah
Tapi aku menyesal karenanya
Aku pernah menjadi pembenci
Tapi aku tersiksa karenanya
Aku pernah menjadi cengeng
Tapi aku tak bahagia karenanya
Aku pernah menjadi manusia egois dan serakah
Tapi itu tak ada habisnya
Aku pernah membuang waktuku
Tapi itu sebuah kesalahan dan waktuku takkan pernah kembali
Aku pernah berbohong
Tapi itu tak ada artinya

Dan saat ini ..
Aku belajar rendah hati
Karena itu lebih menguntungkan
Aku belajar bersabar
Karena itu jauh lebih  baik
Aku belajar ilmu ikhlas
Karena Tuhan memberikan yang terbaik
Aku belajar untuk tegar
Karena semua akan menjadi baik-baik saja
Aku belajar lebih mengerti, memahami dan berbagi
Karena itu hidup yang singkat menjadi bermanfaat
Aku belajar menghargai waktu
Karena itu aku menghargai proses
Aku belajar untuk jujur
Karena itu membuatku lebih berarti

21 November 2013, terinspirasi dari seorang Pria tampan berinisial ‘ FGS’ .

Selasa, 29 Oktober 2013

~ INSOMNIA ~

Kutarik selimut sekali lagi, menenggelamkan wajahku pada bantal dan mencoba menutup mata. Aku rindu suasana tenang dalam pelukan sang pencipta, ketika rohku terpisah sementara dari ragaku. Aku ingin tertidur. Belakangan ini waktuku sedikit sekali untuk memanjakan mata, bukan karena aku terlalu sibuk melainkan mata ini yang terlalu bersemangat untuk menatap semuanya, melihat satu persatu fakta yang dibeberkan dihadapanku. Semakin aku tau, semakin sulit rasanya mata ini untuk terpejam.

Hari ini pun sama, tak ada yang berubah dengan indra penglihatanku ini. Masih sulit terpejam, meski  jarum jam dikamarku telah menunjukan pukul 03.11 wib. 

Aku kembali duduk diatas tempat tidurku. Menyandarkan punggung pada tembok disamping ranjangku. ‘Aku lelah, ingin tidur. Sebentar saja..’ keluhku dalam hati.  

Tidak ada pilihan lain, kembali kunyalakan lampu kamarku dan kuambil buku yang belum selesai aku baca tadi siang. Berharap buku yang kubaca bisa mendatangkan rasa kantuk dan kemudian tertidur.

Aha! Aku tertidur, terakhir aku melihat detik jarum jam menunjukan pukul 04.37.  Dan sekarang aku merasakan perlahan tubuhku terasa ringan membubung diudara. Melayang dan lepas. Meski demikian sayup-sayup aku mendengar suara adzan subuh berkumandang dari Mesjid sebelah, merdu indah sekali. Sepertinya sang muadzin masih muda dan bertubuh gagah.  Aku menikmati saat-saat jiwaku tenang seperti ini. Berharap bisa setiap saat melakukannya.

Imaji ku semakin tak terkendali, aku tak mendengar suara apapun kali ini. Suara jam yang berdetik atau suara hembusan udara yang  ditiupkan air conditioner kamarku. Aku benar-benar hilang.
Jiwaku masih belum sepenuhnya terlelap, aku masih mampu merasakan dan menduga-duga tentang apa yang akan terjadi kemudian. Di alam bawah sadarku, jiwaku masih terus mencari tau semuanya. Hingga aku merasa berada di tempat yang berbeda. 

Apakah ini namanya mimpi?

Apakah aku benar-benar sudah terlelap tidur?

Dari kejauhan aku melihat bayanganku sendiri bersama sosok pria yang tak lama kemudian aku sadari, dia adalah pria yang kucintai dalam diamku. Kurindukan dalam tangisku dan dia adalah nama yang selalu senantiasa hadir dalam daftar doaku setiap selesai sholat 5 waktu. Aku semakin melihat jelas apa yang dilakukan sosok ‘aku’ dan ‘dia’. Kebahagiaan meliputi wajah keduanya.

Itukah aku?

Mengapa aku tak bisa merasakan hal yang sama seperti ‘aku’ yang sedang kulihat?

Apakah ini benar-benar mimpi? Sebenarnya dimana aku berada?

Jiwaku yang semula tenang, kini mencari jalan pulang. Aku ingin menatap lagi langit-langit kamarku. Merasakan desir angin dari air conditioner kamarku dan menghentikan semuanya.
Imajenasiku masih bermain nakal di alam bawah sadarku. Sementara jiwaku menolak permainan ini. Tetapi mulutku tak dapat berkata apapun.  Semakin lama, semakin tak kumengerti alur cerita yang dibuat sel-sel dalam otaku ini. 

Tiba-tiba saja.

‘Praaaaaakkkkk! Fionaaaaa…. Sudah jam berapa ini? Telat nanti kamu!!’

Tubuhku terperanjat. Jiwaku dengan serta merta menarik diri dan kembali memasuki sukma dalam tubuhku. Hingga tak lama kemudian, aku mampu melirik jam beker dikamarku yang menunjuk pada angka 09.17 wib. Dengan mata setengah melotot aku menarik diri dari mejaku dan kemudian berlari ke kamar kecil dengan langkah seribu. Aku terlambat ke kampus, padahal ini adalah kali pertama aku memasuki kampus baruku. 

‘semuanya selesai, dan siap berangkat!’ ucap batinku.

Setelah berpamitan pada wanita tua tercinta yang kucium pipi kiri dan kanannya setiap hari. Aku melangkahkan kaki menaiki mobil dan diantar supirku menuju kampus. Diperjalanan aku kembali mempertanyakan kejadian semalam.

‘apa semalam itu namanya mimpi?’ suaraku lirih

‘kenapa non?’ supirku menyela

‘eh..ahm.. gapapa Pak Kus .’ jawabku singkat.

Pak kus melanjutkan perkataanya, ‘semua yang kita anggap mimpi itu bisa jadi realisasi dari apa yang kita pikirin dari apa yang kita pendam. Tapi sebaik dan seindah apapun rangkaian cerita dalam mimpi, lebih baik semua yang ada di alam nyata. Itu menurut buku yang saya baca non, hehe..lumayan nambah pengetahuan.’ Pak kus tersenyum dibalik kemudi.

Aku meliriknya dari kaca diatas kepalanya. Mungkin benar, selama ini aku terlalu sibuk merancang mimpiku secara sadar, hingga alam bawah sadarku terpengaruh dan sulit untuk tertidur dimalam hari. 

-30 Oktober 2013-

Kamis, 24 Oktober 2013

:)



Tertuju : Pria Tampan Berbintang Aries yang bersembunyi dibalik senyum manisnya.

Pria berbintang Aries yang kucintai. Yang beberapa hari ini sering membuatku bertanya sendiri dalam hati, terjebak dalam pemikiran-pemikiranku sendiri tentang sikapmu yang sangat sulit untukku mengerti. Langkah kakimu yang tak bisa kuduga kemana arahnya. Kamulah satu-satunya pria yang tak dapat kutebak isi kepalanya, terlebih isi hatinya. Teka-teki dalam dirimu terlalu sulit. Maksudku, belum dapat kupahami.

Taukah kamu, saat ini rasa khawatirku meningkat drastis?

Bukan karena aku takut atas pengabaian atau dinginnya sikapmu. Aku sungguh terlalu takut jika masalah menghampirimu dan kamu harus sekuat tenaga menghadapinya sendirian. Aku disini .. ingin sedikit meringankan bebanmu..

Salahkah aku?

Jika aku lebih sering terlihat cerewet belakangan ini atau mungkin agak sedikit menyebalkan karena terus menghubungimu.

Maafkanlah sikapku, dan maklumilah. .

 Aku sungguh bukan wanita yang kuat memendam rasa khawatir seharian, karena sejujurnya itu membuat jantungku sakit dan helaan nafas yang terasa berat.  Disaat mata kita bertemu, aku mampu merasakan hal lain yang tersirat, yang kamu sembunyikan jauh dalam sel otak tersembunyi yang tak mungkin dapat kuketahui secara detail apa isinya.

Tak banyak yang kuminta, hanya tolong jangan jadikan aku patung ketika dihadapanmu. Diam disaat banyak hal yang ingin kutanya dan kuceritakan kepadamu.

Sedikitpun bukan maksudku untuk memperbesar masalah yang menurutmu sepele. Aku hanya ingin jawaban jujur darimu. Disaat aku bertanya ‘apa kamu baik-baik saja?’

***
Kutulis ini ketika isi kepalaku terisi penuh oleh sosokmu, ketika konsentrasiku hilang menguap diudara dan hanya berfikir tentangmu. Kamu. Kamu dan Kamu. Ketika secara bersamaan kita membuang helaan nafas berat. Helaan nafas dari jiwa yang lelah. Dan disaat yang sama memandangi langit dengan tatapan yang menerawang jauh ke angkasa. Kala itu langit kelabu.  Meski sama-sama saling menyembunyikan, tapi semua tergambar lewat wajah dan sorotan mata yang meredup.  

~ Hatimu sudah jadi milikku, hatiku sudah jadi milikmu. Namun, mengapa aku dan kamu tak kunjung menciptakan ruang untuk kita? Ruang tempat kita saling memahami juga mencintai, tanpa harus memperhatikan gengsi yang mematikan semua urat-urat hati. ~ “Dwita”

Dari : perempuan ini.