Kuingat saja semua hal indah yang ada untukku tersenyum..
Dan kuingat saja semua hal yang buruk bagiku..
Untukku menjadi kuat dalam hidup ini..

Senin, 23 Maret 2015

“ My Angel with Tatto “



Tatto di lengan kanannya bertuliskan “ Hope “ adalah pemandangan di akhir senja yang kulihat hari ini. Cahaya mentari memantul dari jendela luar, mataku menangkap kilasan senyum riang mentari seolah ia berkata, selamat tinggal!

Kenapa harus selamat tinggal? Bukankah Esok ia akan kembali – imajenasiku mulai ngawur.

Saat kembali ku arahkan pandanganku mencari sosok itu. Ia menghilang.

Pertemuan pertama, aku hanya bisa menatap sebatas punggungnya saja, celana pendek, kaos tipis dan sandal jepit cukup menjelaskan kalau pria itu memiliki kepribadian simple dan apa adanya.

“ Hmm, tattoo itu mungkin memiliki arti… bahwa dia ingin memberitahu bahwa dia adalah pria yang tegar, dan…… mungkin dia adalah pria yang selalu punya harapan, ya meski disaat sulitnya.?! “ Gumamku

 Aku meraba pemikiranku sendiri, dan terjebak untuk beberapa saat. Meski begitu, aku yakin tattoo bertuliskan “Hope” itu adalah suntikan energy untuk dirinya sendiri. Entahlah, rasa sok tahu-ku mulai muncul. Segera harus ku hentikan.

Ku ambil gelas dan mengisinya dengan air mineral. Menata hatiku yang sedikit sulit dikendalikan.

Adakalanya aku akan termenung berjam-jam hanya dengan membaca atau mendengar kalimat yang ku sukai itu muncul atau ketika aku mendengar seseorang mengucapkannya. Dan terkadang itu mengganggu.
~~~
Bumi masih berotasi, berputar mengelilingi lintasannya. Begitupun dengan kotaku, tak banyak yang berubah disini. 

Kenangan silih berganti menari-nari di kepalaku. Tentang masa Sekolah Dasar hingga masa SMA. 

Orang-orang di kota ini, selalu membuatku rindu setengah mati. Terlebih ada Ayah yang setia tinggal di kota ini. 

Cianjur, kota kelahiranku. 

Hampir 3 tahun aku pergi dari sini, tapi tidak untuk melarikan diri. Hanya sekedar mencari arti.

Mencari tahu, sejauh mana aku mampu memegang mimpiku, memeluk harapku dan meninggalkan kecewaku disini.

Sahabatku mengerti bahwa ini bukan kepergian, mereka tau aku hanya ingin meraih tujuan.

Setiap hari mengajariku arti pertemuan dan perpisahan. Dimulai dari pertemuan dengan matahari terbit, menghabiskan waktu bersama, hingga akhirnya matahari mengucap selamat tinggal dalam bentuk senja, 

Senja hadir untuk menunjukan kedamaian saat kita kehilangan terang.

Sama seperti hari dimana aku mengenalmu lewat alunan saxophone yang kamu mainkan. Bukan menjadi sesal, tapi sangat disayangkan jika selama ini, kita tak pernah saling tahu. Apalagi bertemu. Meskipun kita berasal dari kota yang sama, setiap hari menikmati udara yang berhembus manis disana.
~~~
Tiba hari dimana aku dirundung duka. Keadaan saat itu sulit untuk dijelaskan, nalar dan bibirku enggan untuk menceritakan ada apa sebenarnya denganku. Aku hanya meminta tolong pada diriku sendiri untuk tetap tegar, namun meski aku bertingkah seolah tak butuh siapapun, aku tetap selalu saja menyusahkan.

Dan saat itu, pertolonganmu sampai padaku, melegakan dadaku yang serasa terhimpit. 

Sejak saat itu aku berjanji untuk tidak mengecewakanmu, untuk tidak melupakan kebaikanmu. Dan membalas lebih atas kebaikanmu.

Meski aku tak dapat berjanji untuk dapat menahan perasaan malu ketika bertemu muka denganmu lagi, tapi aku harus menepati janjiku bukan? Untuk mentraktirmu makan jika kita bertemu.
~~~
Macetnya Jakarta menahan langkahmu untuk tiba tepat waktu dan menghibur Fans-mu malam ini. Raut kecewa dan lelah  dapat kubaca dari wajahmu. Dengan malu, aku mencoba menghiburmu, namun sepertinya tidak berhasil. Lelah itu masih ada tapi kau coba untuk sembunyikan. Yang kamu tunjukan adalah rasa lapar hehehe…. dan kita sama-sama makan burger, Terima kasih untuk obrolan kita malam itu. Mustahil kita tahu seseorang itu 100% tapi setidaknya kita tahu orang seperti apa dia.

Setelah menatapnya lekat, melihat pahatan Tuhan lewat wajahnya, hatinya.. aku mengerti. Bahwa Tatto yang terlukis ditubuhnya hanyalah sebuah karya seni yang memiliki nilai tersendiri. Tak perlu dikelompokan sebagai orang yang gemar melakukan kriminal. Faktanya aku lihat hatinya malam ini. 

Dalam doa panjang untuk Tuhan, terselip permintaan agar Tuhan membalas semua kebaikanmu. Melipat gandakan rejekimu serta Selalu Memberkatimu. 

Andai saja aku bisa membalas kebaikanmu sama seperti kebaikanmu untukku.

Dan… andai saja kesalahpahaman itu bisa aku jelaskan

Mungkin rasa bersalah ini tak akan menamparku lagi dan lagi. 

Apa jadinya jika Fans-mu tahu kalau aku menyulitkan idola mereka?! Hehehee :’)

Maaf :( , atas tidak tepatnya aku membalas kebaikanmu.

Terima kasih atas kebaikanmu untukku, dan untuk Almarhum Ayahku.

God Bless You :’)

Kamis, 11 Desember 2014

The day after i .....

Besok tepat 40 hari setelah kepergianmu. Rasanya ada yang lain, seperti duka yang menyelinap masuk lewat rongga jantungku,membuatnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Menyumbat pembuluh darah hingga membuatku sulit bernafas, udara yang kuhirup menguap menjadi bulir bening airmata.

Aku rindu………

Aku tak pernah tau rasanya kehilangan yang parah, tapi setelah hari itu 3 november 2014, 20 hari sebelum ulang tahunku, aku bisa merasakannya.

Rasanya, seperti seseorang menikam tepat dijantungku.

Terlebih, kesempatan untuk mencium keningmu disaat terakhir itu telah musnah. Hanya berganti nisan kayu yang bertuliskan namamu, Ayahku.

Ya, tentu ada airmata….  tentu saja ada semilir duka.
Tapi aku percaya semua akan terlewati dan kembali baik-baik saja.

Walau demikian, aku benar-benar telah kehilangan, salah satu Pahlawan sejatiku, Ayahku.
Aku memang terlalu egois selama ini, meninggalkanmu sejauh apapun aku mau.

Tapi kini, aku ingin mendekatimu sedekat yang tak dapat kubayangkan. Aku hanya ingin berbisik kalimat “ Laa ilaha ilallah, seperti yang kau ajarkan ketika aku kecil dulu” , dan ada kalimat lain yang ingin kutambahkan ketika sudah dewasa, kalimat yang sudah sejak lama aku rahasiakan darimu, Kalimat itu adalah ‘ Aku menyayangimu, Papa.”

Bagaimanapun keadaannya, aku tetap harus melanjutkan hidup. Menepati janjiku padamu untuk hidup yang lebih baik. Tapi aku kecewa, karena kau pergi sebelum aku mampu melihatmu tersenyum karena aku. Mungkin aku manusia serakah yang selalu menginginkan seluruh waktumu untuk ada bersamaku. Meski aku tau, kini kau sudah tenang, tak ada lagi rasa sakit yang kau derita, tak ada lagi peralatan rumah sakit yang canggih menempel di tubuhmu. Kau telah bebas, dan aku terjebak disini. Terjebak oleh pemikiranku yang menginginkan kau untuk ada mendengar ceritaku, selalu.

Warisan yang kau titipkan,sangatlah berarti. Tak dapat kuhitung berapa banyak, karena itu bukanlah sebuah bilangan pasti, tidak dapat kutuliskan dalam bilangan angka seberapapun banyaknya. Karena warisanmu adalah Semua tentangmu, sepanjang perjalanan hidupmu adalah pelajaran yang membuatku banyak memahami tentang hidup.

Setelah hari ini, nisanmu berganti menjadi batu pualam yang cantik berwarna abu-abu. Aku tau kau pasti senang.

Masih banyak yang ingin kutulis,tapi kini mataku mulai panas dan memerah, sepertinya airmataku berontak ingin keluar. Huft.. Susah ya Pa jadi manusia cengeng seperti aku  :( Tapi kau perlu tau,aku sudah mencoba menahannya. Setidaknya aku melakukannya sambil bersujud pada Tuhan dan berdoa untukmu. Sekarang penghubung diantara kita bukan lagi hp seperti dulu, ataupun alat canggih lainnya.. melainkan hanya Doa yang kuharap Tuhan menyampaikannya kepadamu  Love you papa :* sampai bertemu dalam doa-doaku. Aku menyayangimu,selalu.

  11, Desember 2014, 17.47 Wib – Dimeja kerjaku -
                                                                                                                          

Senin, 03 November 2014



Tahun-tahun lalu aku pernah memimpikan hal ini dalam tidurku, kehilanganmu. Dan itu cukup membuatku merasakan takut yang amat sangat.


AKU TAKUT KEHILANGANMU PAPA …


Dan hari ini, Kau benar-benar telah pergi. Rupanya seminggu yang lalu disaat aku menangis sesegukan menatapmu, itulah saat terakhirku untuk bersamamu. Melihatmu.

Kau pergi dipenghujung usiaku yang ke 21 tahun. Meski aku coba untuk tegar, tapi rasanya ada jutaan tangan yang mengoyak – ngoyak hatiku, mematahkan semangatku. Kini, aku selamanya takkan pernah utuh, memiliki orangtua yang bergandengan dan berfoto bersama. Meski hanya satu kali seumur hidupku.

Aku bangga bisa menjadi anakmu. 

Banyak hal yang kusadari setelah kepergianmu. 



Kamis, 04 September 2014

Kita sama-sama pernah merasakan kehilangan yang paling dashyat.. Merasa separuh dari jiwa yang hilang.. Dihantam ribuan kali nyeri ketika seseorang melangkah pergi dari hidup. Tapi percayalah.. Bahwa hati kita akan baik-baik saja. Lewati masanya letak hati tak mungkin keliru.. Akan ada masanya hatimu merebah pada dada seseorang yang baik...

~~~~~~

Terima kasih karena telah menarikku dari ruang gelap dan sesak untuk kemudian memelukku.
Terima kasih karena telah menyatukan puing-puing hatiku untuk kembali utuh, yang kemudian kau jadikan sempurna dengan tawamu.
Dan terima kasih untuk keluarga yang menjadikanku merasa berarti. Menerima semua ketidaksempurnaanku dan memaklumi kekhilafanku.

Kamis, 22 Mei 2014

Aku membagi kisah sedih dalam hidupku hanya dengan Tuhan. Bukan karena aku tidak adil, tapi hanya ingin membuat mereka untuk tidak khawatir.
Dalam bahagiaku, kalimat sederhana yang akan selalu aku ucapkan. Terima Kasih Tuhan.


- Sofie Oriana -


Minggu, 02 Februari 2014

Persahabatan yang membuatnya bertahan.

-Seharusnya cinta tidak seperti banjir, sesaat meluap-luap menggenangi dan menenggelamkan dalam bahagia, tapi kemudian surut perlahan dan yang tersisa hanya lumpur kenangan.-
Diam-diam dalam hati saya iri.. kepada mereka yang bisa mempertahankan pernikahan sampai puluhan tahun. Seorang kakek dan nenek yang berjalan tertatih, dan melihat mereka kita tak pernah tau, siapa sebenarnya yang sedang memapah siapa...
Sejauh ini aku yakin.. cinta bisa awet karena persahabatan.
Bolehkan aku berharap jika suatu hari nanti aku dan kamu ada diposisi itu.
Semua diluar kendaliku... bahkan aku tak tau mengapa harapanku semakin tinggi disaat kesempatanku yang hanya sedikit.

Bertemu denganmu, sudah takdirku. Dekat denganmu, adalah pilihanku. Tapi kini, mencintaimu, sungguh di luar kendaliku.
Aku mencintaimu, bukan demi kebahagiaan dan kemudahan hidup, seperti yang mereka pikirkan. Tapi sungguh, karena tak bisa kutemukan siapapun yang lain, menjadi tempat rasa ini kuberikan.
Karena aku mencintaimu, dengan segala yang ada, yang belum ada, dan yang akan ada pada diriku.
Tapi…
Setelah menaklukkan hatiku setunduk-tunduknya, kini jangan biarkan aku mengepakan sayap sendirian.


Kamu cinta yang kupilih, jawaban bagi doa yang lahir dari hatiku. Kamu pula pengetuk pintu hati yang kubuka, dengan segala tulusku... Aku mencintaimu..


Maafkan aku karena menyulitkanmu…..



" Jika aku bisa menghentikan denyut waktu, aku ingin menaruhmu ke dalam sebuah bingkai, menangkap cahaya di sekitarmu. "

Aku menulis ini, saat kamu sudah terbaring dalam lelap. Tanganmu memeluk erat bantal disampingmu. Seperti biasa,kamu tak pernah tidur begitu lelap.

Terima kasih untuk cinta, dan persahabatan kita selama ini :)

Minggu, 01 Desember 2013


Tertuju : Pria Tampan nan Sederhana :)

Kita sama-sama pernah mengalami masa sulit di waktu lalu, jauh sebelum kita bertemu. Kala itu tubuh kita masih tampak kecil dan belum terlalu tegar untuk menerima setiap masalah yang begitu saja menyapa. Kita sama-sama tau rasanya sakit, rasanya diabaikan dan berjuang sendirian.  Tapi pada akhirnya semuanya mampu kita lewati dan keadaan kembali baik-baik saja. Semuanya tertoreh dalam kanvas hati kita masing-masing sebagai gambaran perjuangan bahwa kita mampu dan menjadi sejarah dalam catatan pribadi kita. Dalam ketakutan faktanya kita masih berani. 

Masa-masa sulit itu kembali terasa ketika kita mulai beranjak dewasa. Seperti saat ini, ketika kaki mulai lelah untuk melangkah, pemikiran dan semua rutinitas yang membuat jiwa semakin jenuh, bosan, marah hingga akhirnya membuat bibir ini bungkam. Percayalah, semuanya akan mampu kita lewati bersama-sama. Kamu ingat semasa sekolah dulu ada pepatah seperti ini :

‘Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing’

Itu artinya masalah dan beban yang kamu miliki saat ini sudah seharusnya kita bagi bersama. 
Sejak kita memutuskan berjalan bersama, tak ada lagi masalahmu atau masalahku, tetapi masalah kita.
Tidak ada bahagiamu atau bahagiaku tapi kebahagiaan kita.
Tidak ada keluargamu atau keluargaku tapi keluarga kita.
Kamu memang tidak akan mengatakan masalah itu satu persatu. Karenanya biarkan aku membantu sedikit meringankan bebanmu dengan caraku sendiri. Tanpa harus kamu tau.

Jika ibarat bintang yang bertebaran dilangit, maka kamu adalah ‘Sirius’. Bintang yang bersinar paling terang bahkan dikala langit tampak kelam, cahaya itu selalu terlihat meski samar. Terlalu banyak pelajaran yang aku dapat darimu dan itu tak bisa kujelaskan satu persatu.

Satu-satunya alasan mengapa aku begitu mencintaimu adalah, ‘karena itu kamu, dengan sepaket dunia kecilmu yang tak pernah membuatku merasa bosan’. 

Pertemuan kita yang selalu aku syukuri. Semua tentangmu adalah penting untukku. Maafkan semua sikap dan pertanyaan konyolku yang sering membuatmu terganggu. Maklumilah semua kekuranganku itu.
Terima kasih telah memilih dan mempercayai hatiku.
Terima kasih telah mengizinkan aku berkumpul bersama orang-orang penting dalam hidupmu.
Aku selalu berharap semua ini bisa kulakukan selamanya, selama Tuhan mengizinkanku bernafas.
Untuk kita yang sama-sama melangkah meraih tujuan. Sejauh apapun, sesulit apapun kita harus kuat! 
Aku disini. Kemarilah, mendekat padaku.