-Seharusnya cinta tidak seperti banjir, sesaat meluap-luap
menggenangi dan menenggelamkan dalam bahagia, tapi kemudian surut perlahan
dan yang tersisa hanya lumpur kenangan.-
Diam-diam dalam hati saya iri.. kepada mereka yang bisa mempertahankan
pernikahan sampai puluhan tahun. Seorang kakek dan nenek yang berjalan
tertatih, dan melihat mereka kita tak pernah tau, siapa sebenarnya yang
sedang memapah siapa...
Sejauh ini aku yakin.. cinta bisa awet karena persahabatan.
Bolehkan aku berharap jika suatu hari nanti aku dan kamu ada diposisi itu.
Semua diluar kendaliku... bahkan aku tak tau mengapa harapanku semakin tinggi disaat kesempatanku yang hanya sedikit.
Bertemu denganmu, sudah takdirku. Dekat denganmu, adalah pilihanku. Tapi
kini, mencintaimu, sungguh di luar kendaliku.
Aku mencintaimu, bukan demi kebahagiaan dan kemudahan hidup, seperti yang
mereka pikirkan. Tapi sungguh, karena tak bisa kutemukan siapapun yang
lain, menjadi tempat rasa ini kuberikan.
Karena aku mencintaimu, dengan segala yang ada, yang belum ada, dan yang
akan ada pada diriku.
Tapi…
Setelah menaklukkan hatiku setunduk-tunduknya, kini jangan biarkan aku
mengepakan sayap sendirian.
Kamu cinta yang kupilih, jawaban bagi doa yang lahir dari hatiku. Kamu
pula pengetuk pintu hati yang kubuka, dengan segala tulusku... Aku
mencintaimu..
Maafkan aku karena menyulitkanmu…..
" Jika aku bisa menghentikan
denyut waktu, aku ingin menaruhmu ke dalam sebuah bingkai, menangkap cahaya di
sekitarmu. "
Aku menulis ini, saat kamu
sudah terbaring dalam lelap. Tanganmu memeluk erat bantal disampingmu. Seperti biasa,kamu tak pernah tidur begitu lelap.
Terima
kasih untuk cinta, dan persahabatan kita selama ini :)