Kuingat saja semua hal indah yang ada untukku tersenyum..
Dan kuingat saja semua hal yang buruk bagiku..
Untukku menjadi kuat dalam hidup ini..

Kamis, 11 Desember 2014

The day after i .....

Besok tepat 40 hari setelah kepergianmu. Rasanya ada yang lain, seperti duka yang menyelinap masuk lewat rongga jantungku,membuatnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Menyumbat pembuluh darah hingga membuatku sulit bernafas, udara yang kuhirup menguap menjadi bulir bening airmata.

Aku rindu………

Aku tak pernah tau rasanya kehilangan yang parah, tapi setelah hari itu 3 november 2014, 20 hari sebelum ulang tahunku, aku bisa merasakannya.

Rasanya, seperti seseorang menikam tepat dijantungku.

Terlebih, kesempatan untuk mencium keningmu disaat terakhir itu telah musnah. Hanya berganti nisan kayu yang bertuliskan namamu, Ayahku.

Ya, tentu ada airmata….  tentu saja ada semilir duka.
Tapi aku percaya semua akan terlewati dan kembali baik-baik saja.

Walau demikian, aku benar-benar telah kehilangan, salah satu Pahlawan sejatiku, Ayahku.
Aku memang terlalu egois selama ini, meninggalkanmu sejauh apapun aku mau.

Tapi kini, aku ingin mendekatimu sedekat yang tak dapat kubayangkan. Aku hanya ingin berbisik kalimat “ Laa ilaha ilallah, seperti yang kau ajarkan ketika aku kecil dulu” , dan ada kalimat lain yang ingin kutambahkan ketika sudah dewasa, kalimat yang sudah sejak lama aku rahasiakan darimu, Kalimat itu adalah ‘ Aku menyayangimu, Papa.”

Bagaimanapun keadaannya, aku tetap harus melanjutkan hidup. Menepati janjiku padamu untuk hidup yang lebih baik. Tapi aku kecewa, karena kau pergi sebelum aku mampu melihatmu tersenyum karena aku. Mungkin aku manusia serakah yang selalu menginginkan seluruh waktumu untuk ada bersamaku. Meski aku tau, kini kau sudah tenang, tak ada lagi rasa sakit yang kau derita, tak ada lagi peralatan rumah sakit yang canggih menempel di tubuhmu. Kau telah bebas, dan aku terjebak disini. Terjebak oleh pemikiranku yang menginginkan kau untuk ada mendengar ceritaku, selalu.

Warisan yang kau titipkan,sangatlah berarti. Tak dapat kuhitung berapa banyak, karena itu bukanlah sebuah bilangan pasti, tidak dapat kutuliskan dalam bilangan angka seberapapun banyaknya. Karena warisanmu adalah Semua tentangmu, sepanjang perjalanan hidupmu adalah pelajaran yang membuatku banyak memahami tentang hidup.

Setelah hari ini, nisanmu berganti menjadi batu pualam yang cantik berwarna abu-abu. Aku tau kau pasti senang.

Masih banyak yang ingin kutulis,tapi kini mataku mulai panas dan memerah, sepertinya airmataku berontak ingin keluar. Huft.. Susah ya Pa jadi manusia cengeng seperti aku  :( Tapi kau perlu tau,aku sudah mencoba menahannya. Setidaknya aku melakukannya sambil bersujud pada Tuhan dan berdoa untukmu. Sekarang penghubung diantara kita bukan lagi hp seperti dulu, ataupun alat canggih lainnya.. melainkan hanya Doa yang kuharap Tuhan menyampaikannya kepadamu  Love you papa :* sampai bertemu dalam doa-doaku. Aku menyayangimu,selalu.

  11, Desember 2014, 17.47 Wib – Dimeja kerjaku -
                                                                                                                          

Senin, 03 November 2014



Tahun-tahun lalu aku pernah memimpikan hal ini dalam tidurku, kehilanganmu. Dan itu cukup membuatku merasakan takut yang amat sangat.


AKU TAKUT KEHILANGANMU PAPA …


Dan hari ini, Kau benar-benar telah pergi. Rupanya seminggu yang lalu disaat aku menangis sesegukan menatapmu, itulah saat terakhirku untuk bersamamu. Melihatmu.

Kau pergi dipenghujung usiaku yang ke 21 tahun. Meski aku coba untuk tegar, tapi rasanya ada jutaan tangan yang mengoyak – ngoyak hatiku, mematahkan semangatku. Kini, aku selamanya takkan pernah utuh, memiliki orangtua yang bergandengan dan berfoto bersama. Meski hanya satu kali seumur hidupku.

Aku bangga bisa menjadi anakmu. 

Banyak hal yang kusadari setelah kepergianmu. 



Kamis, 04 September 2014

Kita sama-sama pernah merasakan kehilangan yang paling dashyat.. Merasa separuh dari jiwa yang hilang.. Dihantam ribuan kali nyeri ketika seseorang melangkah pergi dari hidup. Tapi percayalah.. Bahwa hati kita akan baik-baik saja. Lewati masanya letak hati tak mungkin keliru.. Akan ada masanya hatimu merebah pada dada seseorang yang baik...

~~~~~~

Terima kasih karena telah menarikku dari ruang gelap dan sesak untuk kemudian memelukku.
Terima kasih karena telah menyatukan puing-puing hatiku untuk kembali utuh, yang kemudian kau jadikan sempurna dengan tawamu.
Dan terima kasih untuk keluarga yang menjadikanku merasa berarti. Menerima semua ketidaksempurnaanku dan memaklumi kekhilafanku.

Kamis, 22 Mei 2014

Aku membagi kisah sedih dalam hidupku hanya dengan Tuhan. Bukan karena aku tidak adil, tapi hanya ingin membuat mereka untuk tidak khawatir.
Dalam bahagiaku, kalimat sederhana yang akan selalu aku ucapkan. Terima Kasih Tuhan.


- Sofie Oriana -


Minggu, 02 Februari 2014

Persahabatan yang membuatnya bertahan.

-Seharusnya cinta tidak seperti banjir, sesaat meluap-luap menggenangi dan menenggelamkan dalam bahagia, tapi kemudian surut perlahan dan yang tersisa hanya lumpur kenangan.-
Diam-diam dalam hati saya iri.. kepada mereka yang bisa mempertahankan pernikahan sampai puluhan tahun. Seorang kakek dan nenek yang berjalan tertatih, dan melihat mereka kita tak pernah tau, siapa sebenarnya yang sedang memapah siapa...
Sejauh ini aku yakin.. cinta bisa awet karena persahabatan.
Bolehkan aku berharap jika suatu hari nanti aku dan kamu ada diposisi itu.
Semua diluar kendaliku... bahkan aku tak tau mengapa harapanku semakin tinggi disaat kesempatanku yang hanya sedikit.

Bertemu denganmu, sudah takdirku. Dekat denganmu, adalah pilihanku. Tapi kini, mencintaimu, sungguh di luar kendaliku.
Aku mencintaimu, bukan demi kebahagiaan dan kemudahan hidup, seperti yang mereka pikirkan. Tapi sungguh, karena tak bisa kutemukan siapapun yang lain, menjadi tempat rasa ini kuberikan.
Karena aku mencintaimu, dengan segala yang ada, yang belum ada, dan yang akan ada pada diriku.
Tapi…
Setelah menaklukkan hatiku setunduk-tunduknya, kini jangan biarkan aku mengepakan sayap sendirian.


Kamu cinta yang kupilih, jawaban bagi doa yang lahir dari hatiku. Kamu pula pengetuk pintu hati yang kubuka, dengan segala tulusku... Aku mencintaimu..


Maafkan aku karena menyulitkanmu…..



" Jika aku bisa menghentikan denyut waktu, aku ingin menaruhmu ke dalam sebuah bingkai, menangkap cahaya di sekitarmu. "

Aku menulis ini, saat kamu sudah terbaring dalam lelap. Tanganmu memeluk erat bantal disampingmu. Seperti biasa,kamu tak pernah tidur begitu lelap.

Terima kasih untuk cinta, dan persahabatan kita selama ini :)